Para Waktu Pada Cerita II
kamar kosong lebih batu
patahan ranting lebih ngilu
bahwa salib telah tinggi
bahwa bisu perlahan menjadi.
tapi pada padang lembab dan teduh
dengan barisan ilalang yang jenuh
burung mulai mengeluh
engkau masih dengan peluh.
tidakkah kita mengerti
lumpur dan rawa tak disatukan temali
tapi seperti ada singgung yang disengaja
atas usia yang dihuninya
adalah komedi
sebelum kita menyebutnya abadi.
04 - 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar