Selasa, 06 Desember 2016
Senin, 22 Agustus 2016
IN MEMORIAM II
*
akhirnya aku pun terjaga
dari buai dongeng
para filsuf dari abad ke-19 itu, pak.
akhirnya aku pun terjaga
dari buai dongeng
para filsuf dari abad ke-19 itu, pak.
bersandar pada sirap mahoni ini
kembali aku mengingatmu yang menyuruh
menutup kedua mataku.
kututupkan mata kemudian menyekanya.
di sana kulihat hitam, warna takjub,
seperti ketakjuban Christoper Colombus
ketika kali pertama menemukan amerika.
(hahaha.... di abad berikutnya terbukti,
ternyata bukan dia orang pertama yang
menemukan benua itu)
kembali aku mengingatmu yang menyuruh
menutup kedua mataku.
kututupkan mata kemudian menyekanya.
di sana kulihat hitam, warna takjub,
seperti ketakjuban Christoper Colombus
ketika kali pertama menemukan amerika.
(hahaha.... di abad berikutnya terbukti,
ternyata bukan dia orang pertama yang
menemukan benua itu)
dalam warna non-artifisial pada gelap
di mataku, kutemui samar asteris
dan aku mulai mencoba mencari
adakah malaikat melintas di sana?
di mataku, kutemui samar asteris
dan aku mulai mencoba mencari
adakah malaikat melintas di sana?
aku pun mulai ragu karena
mungkin memang demikian
kenyataan diciptakan. jika tidak,
bukankah tak akan pernah ada hal
yang bernama mukjizat di dunia ini?
mungkin memang demikian
kenyataan diciptakan. jika tidak,
bukankah tak akan pernah ada hal
yang bernama mukjizat di dunia ini?
*
pada motif urat daun jambu
engkau mengabarkan keajaiban elusif
yang detailnya menyangkal logika. sebab
kata orang, apa yang ajaib bukan hal wajib
untuk mewakili kenyataan, di mana
aku pun mulai menyimpulkan:
pada motif urat daun jambu
engkau mengabarkan keajaiban elusif
yang detailnya menyangkal logika. sebab
kata orang, apa yang ajaib bukan hal wajib
untuk mewakili kenyataan, di mana
aku pun mulai menyimpulkan:
di kota ini, matahari bisa berarti kata kerja
dan malam hari berarti jeda untuk
tidur, ya, malam hari, waktu mistis
bagi para salik dan orang-orang suci.
dan malam hari berarti jeda untuk
tidur, ya, malam hari, waktu mistis
bagi para salik dan orang-orang suci.
mungkin bagi mereka,
siang kadang seperti pesulap;
di mana yang nampak justru adalah sesuatu
yang hendak dihilangkan.
(duh! kenapa aku merasa demikian?)
siang kadang seperti pesulap;
di mana yang nampak justru adalah sesuatu
yang hendak dihilangkan.
(duh! kenapa aku merasa demikian?)
*
pada warna putih kembang randu
bisa jadi bukan berarti apa-apa. (ah,
aku jangan-jangan aku ini cuma Midas
yang bertelinga keledai. atau bisa jadi
aku adalah seekor sapi yang cuma bisa
melenguh ketika mencoba mencari
hijau rerumputan)
pada warna putih kembang randu
bisa jadi bukan berarti apa-apa. (ah,
aku jangan-jangan aku ini cuma Midas
yang bertelinga keledai. atau bisa jadi
aku adalah seekor sapi yang cuma bisa
melenguh ketika mencoba mencari
hijau rerumputan)
*
di sini, pada ruang persegi yang kongkrit ini, bapak,
setidaknya aku telah melihatmu, aku mendengarmu. tapi
sekali lagi aku coba mengerti semua itu tak pernah nyata.
di sini, pada ruang persegi yang kongkrit ini, bapak,
setidaknya aku telah melihatmu, aku mendengarmu. tapi
sekali lagi aku coba mengerti semua itu tak pernah nyata.
akhirnya aku pun terjaga
dari buai dongeng
para filsuf dari abad ke-19 itu, pak.
dari buai dongeng
para filsuf dari abad ke-19 itu, pak.
Jember, 2016
Langganan:
Postingan (Atom)